portal informasi 2022

Sistem Ekonomi Sosialis (Artikel Lengkap)

Sistem Ekonomi Sosialis (Artikel Lengkap)
Sistem Ekonomi Sosialis (Artikel Lengkap)

Sistem ekonomi sosialis ialah teori ekonomi, praktik, dan norma-norma yang dicirikan oleh kepemilikan sosial dan pengoperasian alat-alat produksi yang sanggup mengambil bentuk koperasi otonom atau kepemilikan publik langsung. Sistem sosialis yang memanfaatkan pasar untuk mengalokasikan input dan barang modal di antara unit-unit ekonomi ialah sosialisme pasar. Kadab perencanaan digunakan, sistem ekonominya disebut sistem ekonomi terjadwal sosialis. Bentuk non-pasar sosialisme biasanya meliputi sistem akuntansi menurut perhitungan harga sumber daya dan barang. Sistem ekonomi sosialis juga merujuk pada sistem ekonomi yang diterapkan pada negara sosialis.

norma yang dicirikan oleh kepemilikan sosial dan pengoperasian alat Sistem Ekonomi Sosialis (Artikel Lengkap)sistem ekonomi komando yang ada di Uni Soviet, yang didasarkan pada manajemen yang sangat birokratis dan seluruh ekonomi sesuai dengan planning komprehensif yang dirumuskan oleh forum perencanaan pusat, yang tetapkan persyaratan output untuk unit-unit produktif dan berusaha mengatur keputusan dan kudang keringjakan perusahaan secara mikro. Ekonomi komando didasarkan pada model organisasi dari sebuah perusahaan kapitalis, tetapi berlaku untuk seluruh ekonomi.

Berbagai pendukung ekonomi terjadwal telah menjadi kritik besar lengan berkuasa ekonomi komando dan perencanaan terpusat. Seperti Leon Trotsky yang percaya bahwa perencanaan pusat, terlepas dari kapasitas intelektualnya, beroperasi tanpa masukan dan partisipasi jutaan orang yang berpartisipasi dalam ekonomi dan memahami kondisi lokal dan perubahan cepat dalam perekonomian. Oleh alasannya ialah itu, perencanaan pusat tidak akan sanggup secara akibattif mengkoordinasikan tiruana aktivitas ekonomi alasannya ialah mereka tidak mempunyai gosip informal tersebut.

2.2 Anti Kapitalisme

Tujuan ekonomi sosialis ialah untuk menghilangkan kapitalisme (mengubah ekonomi berbasis investasi dan kapital menjadi perencanaan sosial) untuk mengkoordinasikan produksi barang dan jasa supaya eksklusif memenuhi seruan dan untuk menghilangkan siklus bisnis dan overproduksi yang terjadi sebagai jawaban dari akumulasi modal dan kepemilikan pribadi dalam alat produksi.

Sosialisme umumnya bertujuan untuk mencapai kesetaraan yang ludang keringh besar dalam pengambilan keputusan dan urusan ekonomi, memdiberikan kontrol yang ludang keringh besar kepada pekerja terhadap alat produksi dan kawasan kerjanya, dan untuk menghilangkan eksploitasi dengan mengarahkan skor ludang keringh kepada karyawan. Akses gratis ke sarana subsistensi ialah syarat untuk kebebasan, alasannya ialah memastikan bahwa tiruana pekerjaan bersifat sukarela dan tidak ada kelas atau individu yang mempunyai kekuatan untuk memaksa orang lain melaksanakan pekerjaan.

Tujuan utama kaum sosialis Marxis ialah emansipasi tenaga kerja dari pekerjaan, dan bebas dari keharusan untuk melaksanakan pekerjaan serta mendapatkan kebutuhan material untuk kehidupan. Dikatakan bahwa kebebasan dari keharusan akan meterbaikkan kebebasan individu, alasannya ialah individu akan bisa mengejar kepentingan mereka sendiri dan membuatkan talenta mereka sendiri tanpa dipaksa melaksanakan kerja untuk orang lain atau berkuasa.

2.3 Teori Nilai Ekonomi

Teori ekonomi sosialis mendasarkan skor barang atau jasa pada skor penggunaannya, daripada biaya produksi (teori skor kerja) atau skor tukarnya. Teori sosialis lainnya, ibarat mutualisme dan sosialisme pasar, mencoba menerapkan teori skor kerja ke sosialisme sehingga harga barang atau jasa diadaptasi untuk menyamai jumlah waktu kerja yang diharapkan dalam produksinya. Waktu kerja yang dikeluarkan oleh setiap pekerja akan sesuai dengan kredit tenaga kerja yang akan dipakai sebagai mata uang untuk memperoleh barang dan jasa. Kaum sosialis pasar yang mendasarkan model mereka pada ekonomi neoklasik, ibarat Oskar Lange dan Abba Lerner, telah mengusulkan bahwa perusahaan milik publik tetapkan harga mereka dengan biaya marjinal yang sama sehingga mencapai efisiensi pareto. Anarko-komunisme ibarat Peter Kropotkin dan Errico Malatesta menolak teori skor dan skor tukar kerja itu sendiri dan menganjurkan ekonomi hadiah dan mendasarkan distribusi pada kebutuhan.

3. Keludang keringhan Sistem Ekonomi Sosialis

Jika dibandingkan dengan sistem ekonomi liberal atau kapitalisme, sistem ekonomi sosialis mempunyai beberapa keludang keringhan, yaitu:

  1. Pemerintah sanggup memilih jenis-jenis industri atau produksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
  2. Pemerintah praktis melaksanakan pengendalian.
  3. Pemerintah sepenuhnya bertanggung jawaban pada perekonomian.
  4. Kebutuhan pokok seluruh warga negara terpenuhi.
  5. Setiap individu mendapatkan pekerjaan

4. Kekurangan Sistem Ekonomi Sosialis

Sebaliknya, bila dibandingkan dengan sistem ekonomi liberal atau kapitalisme, sistem ekonomi sosialis mempunyai beberapa kekurangan yaitu:

  1. Masyarakat tidak sanggup secara bebas menguasai/memiliki alat dan sumber daya ekonomi.
  2. Masyarakat tidak mempunyai kebebasan berusaha.
  3. Jalur birokrasi umumnya panjang.
  4. Potensi kreativitas dan inisiatif masyarakat tidak berkembang.
  5. Perekonomian tidak berkembang dengan baik, alasannya ialah tidak ada kompetisi. Dalam sistem ekonomi sosialis, kompetisi tidak ada sehingga tidak ada inovasi.

5. Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis

Kritik ekonomi sosialis berasal dari para ekonom pasar serta dari beberapa ekonom anarkis. Selain itu, beberapa teori ekonomi sosialis dikritik oleh kaum sosialis lainnya. Sosialis libertarian, mutualis, dan pasar mengkritik perencanaan ekonomi terpusat dan mengusulkan ekonomi partisipatif dan sosialisme yang terdesentralisasi.

Ekonom pasar umumnya mengkritik sosialisme untuk menghilangkan pasar bebas dan sinyal harganya, yang mereka anggap perlu untuk perhitungan ekonomi rasional. Mereka juga menganggap bahwa hal itu menyebabkan kurangnya insentif. Mereka percaya bahwa masalah-masalah ini mengarah ke tingkat kemajuan teknologi yang ludang keringh lambat dan laju pertumbuhan PDB yang ludang keringh lambat.

Ekonom Austria, ibarat Friedrich Hayek dan Ludwig Von Mises, beropini bahwa pembatalan kepemilikan pribadi alat-alat produksi niscaya akan membuat kondisi ekonomi yang ludang keringh jelek bagi masyarakat umum daripada yang akan ditemukan dalam ekonomi pasar. Mereka beropini bahwa tanpa sinyal harga pasar, mustahil menghitung secara rasional bagaimana mengalokasikan sumber daya. Mises menyebut ini sebagai duduk kasus perhitungan ekonomi. Ekonom Polandia Oskar Lange dan Abba Lerner menanggapi argumen Mises dengan membuatkan Model Lange selama debat perhitungan ekonomi. Model Lange beropini bahwa ekonomi di mana tiruana produksi dilakukan oleh negara, di mana ada prosedur harga dan kepemilikan properti yang ibarat dengan ekonomi pasar di bawah persaingan sempurna, sehingga mencapai efisiensi Pareto.

6. Negara yang Menganut Ekonomi Sosialis

Ada beberapa negara yang menganut ekonomi sosialis sampai ketika ini. Hal ini tidak lepas dari perang masbodoh sesudah perang dunia 2 yang membagi kekuatan dunia menjadi dua kelompok yaitu blok barat dan blok timur. Blok barat menganut sistem ekonomi liberal/kapitalisme. Sedangkan blok timur menerapkan sistem ekonomi sosialis.

6.1 Vietnam

Republik Sosialis Vietnam ialah negara yang menganut sistem ekonomi pasar yang berorientasi sosialis. Sebelumnya, Vietnam mengadopsi sistem ekonomi komando sehingga kehilangan momentum produktivitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Saat ini, perekonomian Vietnam sangat bergantung pada investasi eksklusif absurd yang sebagian besar berupa hotel glamor dan resor.

6.2 Tiongkok

Republik Rakyat Tiongkok menganut sistem ekonomi sosialis pasar. Tiongkok merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia dalam PDB nominal dan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia sampai tahun 2015 (rata-rata 10% per tahun selama 30 tahun).

6.3 Kuba

Kuba mempunyai ekonomi terjadwal yang didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang dikelola negara. Sebagian besar industri dimiliki dan dioperasikan oleh pemerintah dan sebagian besar tenaga kerja dipekerjakan oleh negara. Setelah jatuhnya Uni Soviet, Partai Komunis Kuba mendorong pembentukan koperasi pekerja dan wirausaha. Investasi dibatasi dan memerlukan persetujuan dari pemerintah. Pemerintah tetapkan sebagian besar harga dan jatah barang kepada warga.


Anda sanggup request artikel apa saja melalui hedisasrawan@gmail.com atau eksklusif saja lewat komentar dibawah :)
Advertisement

Iklan Sidebar